TIMES TASIKMALAYA, PANGANDARAN – Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) seringkali menjadi masalah kesehatan yang dihadapi oleh bayi yang lahir prematur, namun bayi yang lahir sesuai Hari Perhitungan Lahir (HPL) pun bisa terjadi.
BBLR bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk masalah kesehatan ibu seperti tekanan darah tinggi, diabetes, masalah plasenta, kurang gizi, hingga infeksi kehamilan.
Kondisi ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya berbagai masalah kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
"Bayi dianggap prematur jika lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Sebaliknya, bayi yang lahir setelah 37 minggu tapi memiliki berat badan kurang dari 2.500 gram dianggap sebagai bayi dengan BBLR," kata dr. Ade Habibi dokter spesialis anak RSUD Pandega Pangandaran.
dr. Ade menekankan bahwa kondisi ini sering kali disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelahiran yang terjadi lebih awal atau gangguan pertumbuhan yang terjadi di dalam rahim. Penanganan yang cepat dan tepat akan sangat penting untuk membantu perkembangan mereka.
Mengingat bahwa bayi prematur dengan BBLR memiliki risiko tinggi terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pernapasan, masalah pencernaan, kesulitan dalam mengatur suhu tubuh, serta infeksi, mereka memerlukan perawatan khusus di rumah sakit dengan fasilitas neonatal yang memadai.
"Bayi prematur yang juga mengalami BBLR memiliki tubuh yang lebih rentan terhadap masalah kesehatan karena organ-organ tubuhnya belum sepenuhnya matang," ujarnya.
Risiko yang Akan Terjadi pada Bayi BBLR
1. Gangguan Pernapasan
Bayi prematur sering mengalami kesulitan dalam pernapasan karena paru-paru mereka belum sepenuhnya berkembang. Salah satu kondisi yang umum terjadi adalah sindrom gangguan pernapasan (RDS), yang memerlukan penanganan khusus seperti penggunaan ventilator atau pemberian surfaktan untuk membantu fungsi paru-paru.
2. Kekurangan dalam proses termoregulasi
Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sering kali mengalami tantangan dalam mengatur suhu tubuh mereka, disebabkan oleh jumlah lemak tubuh yang minim. Untuk mencegah terjadinya hipotermia, mereka membutuhkan lingkungan yang hangat dan terkontrol.
3. Infeksi
Sistem imun bayi prematur belum sepenuhnya matang, sehingga mereka lebih rentan terhadap berbagai infeksi. Kelemahan ini membuat mereka perlu mendapatkan perhatian ekstra untuk mencegah infeksi yang dapat membahayakan kesehatan mereka.
4. Gangguan Nutrisi
Bayi dengan BBLR sering mengalami kesulitan dalam menyusu atau mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan mereka. Hal ini dapat menghambat perkembangan fisik dan mental mereka di masa depan.
5. Masalah Jangka Panjang
Beberapa bayi yang lahir prematur dan memiliki BBLR mungkin menghadapi gangguan perkembangan atau masalah kognitif seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemantauan dan intervensi yang tepat secara berkelanjutan.
Bayi yang lahir prematur dan memiliki Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) biasanya dirawat di unit perawatan intensif neonatal (NICU) untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih intensif.
"Di dalam NICU, bayi akan dipantau secara cermat, terutama untuk memastikan bahwa fungsi pernapasan, suhu tubuh, dan asupan nutrisi mereka dalam kondisi yang memadai," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Mengenal BBLR, Masalah Kesehatan pada Bayi yang Perlu Diwaspadai
Pewarta | : Acep Rifki Padilah |
Editor | : Ronny Wicaksono |