TIMES TASIKMALAYA, TASIKMALAYA – Sebanyak 111 petarung dari berbagai kota dan kabupaten di Jawa Barat secara resmi ambil bagian dalam ajang Kejuaraan Antar Satuan Latihan (Kejursat) Tarung Drajat 2025 yang digelar di Kota Tasikmalaya.
Kejuaraan ini menjadi momentum penting bagi pengembangan olahraga beladiri khas Indonesia tersebut, khususnya di wilayah Priangan Timur.
Para petarung terdiri dari 87 atlet putra dan 24 atlet putri yang berasal dari 17 Satuan Latihan (Satlat) yang tersebar di 12 kota dan 5 kabupaten. Mereka akan berlaga di dua kategori utama, yakni Tarung (pertarungan bebas satu lawan satu) dan Seni Gerak, yang menampilkan teknik-teknik dasar dan kombinasi gerakan khas Tarung Drajat secara koreografis.
Tarung Drajat merupakan seni beladiri asli Indonesia yang diciptakan oleh Achmad Dradjat di Bandung, Jawa Barat ini menekankan pada kekuatan fisik, teknik serangan dan pertahanan, serta nilai-nilai moral seperti ketangguhan, keberanian, dan solidaritas.
Olahraga ini juga diakui secara resmi oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan menjadi salah satu cabang dalam Pekan Olahraga Nasional (PON).
Kejursat Tarung Drajat 2025 secara resmi dibuka oleh Wakil Wali Kota Tasikmalaya, R. Diky Chandra, yang hadir secara langsung di arena pertandingan. Dalam sambutannya, Diky menyatakan kebanggaannya atas semangat para atlet muda yang mengikuti kompetisi ini.
“Tarung Drajat bukan sekadar olahraga beladiri, tapi juga pembentukan karakter. Kami bangga Kota Tasikmalaya dipercaya menjadi tuan rumah Kejursat tahun ini,” ujar Diky Chandra. Sabtu (28/6/2025).
Ketua KONI Kota Tasikmalaya Anton Suherlan dalam sambutannya, memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada panitia penyelenggara, para pengurus cabang olahraga Tarung Drajat, serta seluruh atlet yang bertanding. Ia menyebutkan bahwa Kejursat ini adalah bukti bahwa Tarung Drajat masih memiliki tempat istimewa di hati para atlet muda.
“Kami sangat mendukung perkembangan Tarung Drajat di Tasikmalaya. Harapannya, dari ajang ini akan lahir atlet-atlet berprestasi yang bisa membawa medali emas dan mengharumkan nama Kota Tasikmalaya di tingkat provinsi maupun nasional,” tegas Anton
Kejursat ini menurutnya tak hanya menjadi ajang kompetisi, namun juga wadah seleksi bagi atlet yang berpotensi untuk dibina ke tingkat lebih tinggi. Dari 111 peserta yang mengikuti Kejursat ini dipilih sehingga harus ymenunjukkan kemampuan teknis, stamina, serta semangat juang tinggi untuk dipersiapkan menghadapi Kejurda, Porprov, hingga PON mendatang.
Sebagai salah satu daerah dengan sejarah panjang dalam dunia beladiri, Kota Tasikmalaya berkomitmen untuk mengembalikan kejayaan Tarung Drajat seperti masa-masa sebelumnya. Dalam beberapa tahun terakhir, para atlet Tarung Drajat Tasikmalaya telah menyumbangkan berbagai medali dalam ajang kejuaraan tingkat provinsi maupun nasional.
“Dulu Kota Tasikmalaya dikenal sebagai lumbung atlet Tarung Drajat. Kini waktunya kita bangkit dan merebut kembali kejayaan itu,” ujar Tedi salah satu pecinta Olahraga warga Komarasari, Empangsari, Tawang Kota Tasikmalaya.
Selain sebagai olahraga fisik menurut Tedi Olahraga Tarung Drajat juga menjadi sarana pembinaan karakter generasi muda.
"Filosofi Tarung Drajat yang menekankan pada kekuatan mental, disiplin, serta solidaritas sosial menjadikan olahraga ini cocok untuk membentuk kepribadian tangguh dan bertanggung jawab, saya berharap Kejursat ini berjalan lancar dan sukses."pungkas Tedi.
Turut hadir dalam seremoni pembukaan Kejursat Tarung Drajat 2025 Kota Tasikmalaya, Dian Kuswardianto, anggota Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya, Dr. Dedi Mulyana, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Kadiporabudpar), H. Asep Herman, SE, ME, Ketua Pengurus Provinsi Kodrat Jawa Barat dan jejumlah tokoh Tarung Drajat dari Kota dan Kabupaten Tasikmalaya.(*)
Pewarta | : Harniwan Obech |
Editor | : Imadudin Muhammad |