https://tasikmalaya.times.co.id/
Berita

Mahasiswa di Kota Tasikmalaya Perlu Paham Kondisi Lingkungan dan Berperan di Pelestarian Alam

Jumat, 20 September 2024 - 12:37
Mahasiswa di Kota Tasikmalaya Perlu Paham Kondisi Lingkungan dan Berperan di Pelestarian Alam Dua anggota Kamapala STIA Tasikmalaya saat teatrikal manusia sampah di Grha Mulia Permana Kampus STIA Tasikmalaya, Jumat (20/9/2024) (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia) 

TIMES TASIKMALAYA, TASIKMALAYA – Kondisi lingkungan yang semakin rusak akibat aktivitas manusia menjadi perhatian serius berbagai kalangan, terutama mahasiswa, dalam hal ini khususnya di Kota Tasikmalaya.

Sebagai agen perubahan (agent of change), mahasiswa memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam dan lingkungan hidup. Kesadaran ini perlu ditanamkan sejak dini agar mahasiswa mampu berkontribusi secara nyata dalam pelestarian lingkungan.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (UKM Kamapala) STIA YPPT Priatim Tasikmalaya, Zamzam Fauzi dalam acara pengenalan UKM Kamapala pada Pekan Orientasi Kehidupan Kampus, Jumat (20/9/2024).

Sosok yang akrab disapa dengan nama rimba 'Bedul' ini menekankan bahwa mahasiswa perlu memahami secara mendalam tentang kondisi lingkungan yang rusak saat ini sehingga mahasiswa memiliki peran sebagai penggerak perubahan. 

Permasalahan lingkungan yang dihadapi saat ini menurutnya  sangat kompleks dan tidak dapat diselesaikan oleh pemerintah saja. Tentunya kondisi lingkungan ini perlu dipahami oleh para mahasiswa.

"Besarnya permasalahan lingkungan yang sedang dihadapi ini, seperti deforestasi, pencemaran, dan kerusakan ekosistem, memerlukan kolaborasi semua pihak, termasuk mahasiswa. Peran mahasiswa sangat penting dalam menjaga keseimbangan pelestarian alam dan lingkungan hidup," ungkapnya.

Lebih lanjut, Bedul menegaskan bahwa eksistensi mahasiswa dalam isu lingkungan tidak bisa diabaikan. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa memiliki potensi besar dalam menyusun gagasan dan strategi untuk mengatasi berbagai permasalahan lingkungan. 

"Eksistensi mahasiswa sangat diperlukan untuk terus memahami permasalahan lingkungan. Mereka harus menjaga komunikasi dan membangun sinergi dengan berbagai pihak guna menyelesaikan tantangan yang dihadapi saat ini," ujar Bedul.

Salah satu aspek penting menurutnya adalah mahasiswa perlu memahami data potensi masalah dan tingkat kerusakan lingkungan. Hal ini bertujuan agar tata kelola penanganan masalah lingkungan dapat dilakukan secara efektif dan tepat sasaran. 

"Para mahasiswa harus tahu tentang data potensi masalah dan tingkat kerusakan lingkungan. Misalnya, di Kota Tasikmalaya terdapat sekitar 178 hektare lahan kritis yang membutuhkan penghijauan segera," jelas Bedul.

Selain itu, jumlah sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir Kota Tasikmalaya mencapai 220 ton per hari. Menurut Bedul, masalah ini seharusnya menjadi kajian serius bagi mahasiswa, sehingga mereka dapat memberikan sumbangsih berupa solusi regulasi maupun aksi nyata di lapangan. 

Gerakan aksi bersih lingkungan menjadi salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan mahasiswa untuk membantu mengatasi masalah sampah di Kota Tasikmalaya.

Ditempat yang sama Adhiell Muhammad Faizin dan Widi Maulida Latifah, mahasiswa Jurusan Administrasi Negara STIA Tasikmalaya, mengaku bahwa mereka belum sepenuhnya memahami tingkat kerawanan permasalahan lingkungan di Kota Tasikmalaya. 

"Saya akui, saya tidak paham betul masalah secara data tingkat kerawanan lingkungan. Namun, saya sering mendengar di media tentang masalah sampah yang menumpuk dan tidak terangkut di pemukiman Kota Tasikmalaya," ungkap Adhiell.

Adhiell berharap bahwa dengan adanya edukasi melalui pengenalan UKM Kamapala, kesadaran dan sikap kritis mahasiswa terhadap lingkungan dapat tumbuh. Ia juga berharap kegiatan ini mampu meningkatkan peran serta mahasiswa dalam menangani permasalahan lingkungan. 

"Kami berharap, melalui pengenalan ini, mahasiswa dapat lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan, sehingga bisa memberikan kontribusi nyata dalam menjaga kelestarian alam," tambahnya.

Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat, termasuk mahasiswa. Dengan peran strategis yang dimiliki mahasiswa, mereka diharapkan dapat menjadi penggerak perubahan menuju lingkungan yang lebih lestari.

Permasalahan lingkungan, seperti lahan kritis dan penumpukan sampah di Kota Tasikmalaya, memerlukan tindakan nyata dari semua pihak.

Melalui sinergi dan kolaborasi, diharapkan mahasiswa dapat berperan aktif dalam mencari solusi untuk permasalahan lingkungan, baik melalui kajian akademis maupun aksi sosial yang berkelanjutan. (*) 

Pewarta : Harniwan Obech
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Tasikmalaya just now

Welcome to TIMES Tasikmalaya

TIMES Tasikmalaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.