TIMES TASIKMALAYA, TASIKMALAYA – Gedung Olahraga (GOR) Sukapura yang berlokasi di kawasan Dadaha, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, kini berada dalam kondisi yang memprihatinkan. 

Bangunan bersejarah yang dibangun pada era 1980-an itu kerap menjadi pusat penyelenggaraan berbagai event olahraga bergengsi dan pertunjukan seni. Namun, alih-alih menjadi kebanggaan warga, saat ini kondisinya dibiarkan rusak tanpa perbaikan signifikan.

Pantauan di lapangan menunjukkan, bagian luar gedung tampak kumuh dengan cat dinding yang memudar, plafon yang mulai rusak, hingga area parkir yang semrawut karena dipenuhi pedagang kaki lima (PKL). Keadaan ini jelas mengurangi kenyamanan pengunjung sekaligus menodai nilai sejarah yang melekat pada GOR Sukapura.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Candra Negara, angkat bicara. Usai menghadiri pembukaan Pekan Olahraga Guru Pendidikan Luar Biasa (PLB), Diky berjanji akan mengusulkan rehabilitasi GOR Sukapura kepada pimpinan daerah.

“Nanti saya mau coba usulkan kepada pimpinan untuk bisa direhab, kasihan soalnya. Saya ingat betul, ini kenangannya luar biasa, banyak kisah di sini,” ungkap Diky, usai membuka gelaran PORGU, Rabu (27/8/2025)

Menurutnya, GOR Sukapura tidak hanya sekadar bangunan, tetapi memiliki sejarah panjang bagi perkembangan olahraga di Tasikmalaya. Kondisi yang kumuh saat ini menjadi sebuah tamparan bagi pemerintah daerah yang seharusnya mampu menjaga warisan penting tersebut.

“Yang jadi catatan buat saya, tamparan buat saya, GOR ini adalah GOR yang cukup bersejarah,” tegasnya.

Diky juga mengungkapkan kenangan pribadinya terkait GOR Sukapura. Ia terakhir kali mendatangi gedung tersebut ketika masih duduk di bangku kelas 2 SMP, saat acara perpisahan sekolahnya di SMPN 2 Tasikmalaya.

“Saya terakhir ke sini waktu perpisahan SMPN 2 Tasikmalaya. Saya sempat main piano di sini. Sedih juga lihat tempatnya sekarang sudah seperti ini,” kenangnya.

Kenangan emosional itu semakin mempertegas bahwa GOR Sukapura tidak hanya menjadi pusat kegiatan olahraga, tetapi juga ruang sosial dan budaya bagi masyarakat Tasikmalaya sejak puluhan tahun lalu.

Sementara itu, Sekretaris KONI Kota Tasikmalaya, Agung Firmansyah, menyayangkan kondisi GOR Sukapura yang semakin terbengkalai. Ia menegaskan pentingnya peran pemerintah dalam memperhatikan sarana dan prasarana olahraga demi menunjang prestasi atlet daerah.

Agung juga menyinggung soal regulasi yang mengatur anggaran infrastruktur keolahragaan. “Kami berharap sarana prasarana penunjang olahraga di Kota Tasikmalaya ke depan lebih baik lagi. Sesuai aturan perundang-undangan No. 1 Tahun 2022, belanja infrastruktur itu termasuk infrastruktur keolahragaan, minimal 40 persen dari APBD,” ujarnya.

Agung  menegaskan bahwa sudah saatnya Pemerintah Kota Tasikmalaya mengalokasikan anggaran lebih besar untuk memperbaiki fasilitas olahraga dan pelaku olahraga, termasuk GOR Sukapura, yang merupakan ikon penting dalam sejarah olahraga di kota ini.

Ia pun berharap janji perbaikan yang disampaikan Wakil Wali Kota Tasikmalaya tidak hanya berhenti pada wacana. Menurutnya masyarakat khususnya insan olahraha menginginkan GOR Sukapura kembali menjadi pusat kegiatan olahraga dan budaya yang representatif.

Apalagi, di tengah upaya Kota Tasikmalaya untuk meningkatkan prestasi atlet melalui KONI, keberadaan fasilitas olahraga yang layak sangat penting. Selain itu, keberadaan GOR yang tertata juga dapat menjadi daya tarik wisata olahraga (sports tourism) yang sejalan dengan potensi wisata budaya dan kuliner Kota Tasikmalaya. (*)