TIMES TASIKMALAYA, TASIKMALAYA – Di tengah peringatan Hari Ibu yang jatuh pada Senin, 22 Desember 2025, suasana haru dan penuh makna terasa di Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tasikmalaya.
Hari yang identik dengan ungkapan kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu itu dimaknai secara mendalam oleh Paguyuban Pegiat Disabilitas Tasikmalaya (PAPEDITAS) melalui sebuah aksi nyata kemanusiaan: donor darah sukarela.
Kedatangan para pengurus PAPEDITAS ke Markas PMI bukan sekadar kunjungan seremonial. Mereka datang membawa misi mulia menyumbangkan setetes darah sebagai wujud rasa syukur atas nikmat kesehatan sekaligus bentuk kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan bantuan hidup melalui kantong darah.
Aksi ini menjadi pemandangan kontras yang menyentuh hati. Di saat sebagian masyarakat masih ragu atau menunda untuk mendonor darah, para pengurus PAPEDITAS yang mayoritas telah memasuki usia senja justru tampil dengan semangat luar biasa.
Keterbatasan fisik yang melekat pada usia dan kondisi disabilitas tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk terus memberi manfaat bagi orang lain.
Hari Ibu dan Simbol Pengorbanan
Ketua PAPEDITAS H. Tata Tajudin saat ditemui TIMES Indonesia menjelaskan bahwa pemilihan momentum Hari Ibu bukan tanpa alasan.
Bagi mereka, Hari Ibu adalah simbol pengorbanan tanpa pamrih, kasih sayang yang tak mengenal batas, serta ketulusan yang terus hidup meski diterpa berbagai keterbatasan.
“Usia kami mungkin sudah tidak muda lagi, tetapi semangat kepedulian ini harus tetap terjaga. Rasa rela berkorban bagi sesama harus tetap tegak berdiri,” ujarnya di sela proses pengambilan darah. Senin (22/12/2025).
Menurutnya, aksi donor darah ini merupakan refleksi nilai keibuan yang universal memberi tanpa menunggu diminta, hadir tanpa memandang kondisi diri sendiri.

PAPEDITAS ingin membuktikan bahwa makna Hari Ibu tidak hanya dirayakan dengan kata-kata, tetapi dapat diwujudkan melalui tindakan nyata yang berdampak langsung bagi kehidupan orang lain.
Lebih dari sekadar kegiatan sosial, aksi donor darah PAPEDITAS juga membawa pesan kuat bagi masyarakat luas, khususnya kaum muda di Kota Tasikmalaya. Mereka ingin menyampaikan bahwa usia bukanlah ukuran utama dalam berbuat kebaikan.
“Kami berharap langkah kecil ini bisa menggedor pintu hati masyarakat, terutama generasi muda. Jangan menunggu tua untuk berbuat baik. Saat sehat dan mampu, itulah waktu terbaik untuk berbagi,” tambahnya.
Bukti Kepedulian PAPEDITAS di Tengah Tantangan
Di tengah tantangan sosial dan menurunnya partisipasi donor darah di berbagai daerah, kehadiran PAPEDITAS di Markas PMI menjadi contoh nyata bahwa kepedulian sosial harus terus dirawat lintas generasi.
Aksi kemanusiaan ini juga sarat dengan edukasi kesehatan. Bagi masyarakat yang berada dalam kondisi sehat, donor darah bukan hanya bernilai sosial dan spiritual, tetapi juga membawa manfaat medis.
Secara ilmiah, donor darah rutin dapat membantu merangsang regenerasi sel darah merah, menjaga sirkulasi darah tetap lancar, mengurangi risiko penyakit jantung, nenjadi deteksi dini kondisi kesehatan melalui pemeriksaan sebelum donor.
Namun, proses donor darah kali ini memiliki tantangan tersendiri bagi para pengurus PAPEDITAS. Faktor usia menjadi perhatian serius bagi tim medis PMI Kota Tasikmalaya.
Rinrin salah seorang petugas medis PMI menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan awal menunjukkan rata-rata pendonor mengalami indikasi pengentalan darah, kondisi yang umum terjadi pada usia lanjut.
“Demi menjaga keselamatan pendonor, pengambilan darah tidak bisa dilakukan secara maksimal di angka 350 cc. Kami hanya mengizinkan pendonor menyumbangkan 300 cc,” jelasnya.
Keputusan tersebut diambil sebagai bentuk kehati-hatian medis agar aksi kemanusiaan tetap berjalan selaras dengan prinsip keselamatan dan kesehatan pendonor.
Meski tidak dapat mendonorkan darah dalam dosis optimal, langkah PAPEDITAS tetap mendapat apresiasi tinggi dari PMI Kota Tasikmalaya. Bagi PMI, kontribusi kemanusiaan tidak semata diukur dari jumlah kantong darah yang terkumpul, melainkan dari niat, kesadaran, dan keteladanan sosial yang ditunjukkan.
Di Hari Ibu ini, PAPEDITAS telah menghadirkan pelajaran berharga: bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti peduli. Justru dari keterbatasan itulah lahir ketulusan yang mampu menginspirasi banyak pihak.
Menebar Inspirasi untuk Kota Tasikmalaya Lebih Peduli
Aksi donor darah PAPEDITAS menjadi tamparan positif sekaligus ajakan moral bagi masyarakat yang lebih muda, lebih sehat, dan lebih kuat secara fisik, namun masih ragu untuk melangkah menjadi pendonor darah.
PAPEDITAS telah menunjukkan bahwa memberi kehidupan tidak selalu harus sempurna, cukup dengan niat tulus dan keberanian untuk hadir saat orang lain membutuhkan.
Di Markas PMI Kota Tasikmalaya, pada peringatan Hari Ibu 22 Desember 2025, PAPEDITAS tidak hanya mendonorkan darah. Mereka juga menanamkan benih inspirasi, menyebarkan semangat kemanusiaan, dan mengajarkan arti kasih sayang sejati—kasih sayang yang hidup dalam tindakan. (*)
| Pewarta | : Harniwan Obech |
| Editor | : Ronny Wicaksono |