TIMES TASIKMALAYA, TASIKMALAYA – Wisuda Universitas Siliwangi (Unsil) Periode II Tahun Akademik 2024/2025 yang melibatkan 1.089 wisudawan menuai protes dari warga RW 09, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Mandala Unsil pada Rabu (20/11/2024) ini menyebabkan kemacetan panjang yang mengganggu aktivitas warga dan pengendara di sekitarnya.
Pelaksanaan wisuda dibagi menjadi dua sesi: sesi pertama berlangsung pukul 07.00-12.00 WIB dan sesi kedua pada pukul 13.00-17.00 WIB. Namun, arus lalu lintas sepanjang Jalan Siliwangi hingga kawasan sekitar kampus tersendat parah, memicu keluhan dari berbagai pihak.
Saat ditemui TIMES Indonesia Ketua RW 09, Asep Rahmat Firdaus, menyayangkan kemacetan yang terjadi setiap kali Unsil mengadakan acara wisuda.
“Hampir setiap wisuda, kemacetan panjang selalu menjadi masalah yang tak kunjung selesai. Kami sangat keberatan, terutama karena ini mengganggu aktivitas warga dan pengendara,” ujar Asep kepada TIMES Indonesia di depan Kampus Unsil. Rabu (20/11/2024)
Menurut Asep, keberatan telah disampaikan kepada pihak Unsil melalui surat resmi yang diterima pada Senin (18/11/2024). Surat tersebut juga ditembuskan ke Pj Wali Kota Tasikmalaya, Kepala Dinas Perhubungan, Kapolres Tasikmalaya Kota, Koramil, Camat Tawang, dan Lurah Kahuripan.
“Kami meminta agar wisuda dilakukan pada hari libur, seperti Sabtu atau Minggu, atau dipindahkan ke Kampus 2 Unsil di Mugarsari yang memiliki lahan parkir lebih luas. Pelaksanaan di Kampus ini terlalu mengganggu, terutama akses untuk ambulans, PMI, dan dinas lain yang membutuhkan kelancaran jalan, Bagaimana kalau ada ambulans Puskesmas dan ambulans PMI mau melintas tetapi terjadi kemacetan total?” tambah Asep.
Kemacetan tak hanya dirasakan warga sekitar, tetapi juga pengguna jalan. Dani Haryanto, warga Sindanggalih, mengaku perjalanan dari stopan BKR ke Kantor Bapenda yang seharusnya hanya beberapa menit, memakan waktu hampir satu jam.
“Dari stopan BKR ke Bapenda jaraknya cuma beberapa ratus meter, tapi harus menghabiskan hampir satu jam karena macet. Ini sangat mengganggu,” ujar Dani kesal.
Menanggapi protes tersebut, Gingging Nugraha, salah satu panitia pelaksana wisuda Universitas Siliwangi mengungkapkan bahwa pihak Unsil telah menerima surat keberatan dari RW 09.
Namun, ia menyebut keberatan tersebut datang terlalu mendadak sehingga tidak memungkinkan untuk membatalkan atau memindahkan lokasi acara.
“Kami sudah menerima surat keberatan, tetapi waktunya terlalu mendadak. Pelaksanaan wisuda ini sudah diputuskan dalam rapat senat dan sulit untuk diubah,” jelas Gingging melalui pesan WhatsApp kepada TIMES Indonesia.
Gingging menambahkan bahwa pihak Unsil telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk mengatur lalu lintas dan menyediakan petugas parkir. Meski begitu, kemacetan tetap tak terhindarkan.
“Setiap wisuda memang selalu ada kemacetan, dan selama ini tidak pernah dipermasalahkan. Kami juga sudah mengundang RW dan Karang Taruna untuk berdialog sebelumnya,” tambahnya.
Berdasarkan pantauan di lokasi, kemacetan mengular hingga ke Lampu Merah Padayungan, Jalan Siliwangi, dan Jalan BKR. Arus lalu lintas tersendat, menyebabkan antrean kendaraan yang cukup panjang. Warga berharap pihak universitas dan pemerintah segera mencari solusi agar masalah serupa tidak terulang. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Warga Kahuripan Protes Kemacetan Imbas Wisuda Universitas Siliwangi
Pewarta | : Harniwan Obech |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |