TIMES TASIKMALAYA, TASIKMALAYA – Wajah-wajah berseri tampak menghiasi halaman Mapolres Tasikmalaya Kota di Jalan Letnan Harun, tepat pukul 12.15 WIB, ratusan pengemudi ojek online (ojol) keluar dari halaman Mapolres sambil membawa sekarung beras berisi lima kilogram. 

Senyum mereka bukan semata karena bantuan yang diterima, melainkan juga karena kehangatan solidaritas yang tercipta dalam momen doa bersama untuk rekan seprofesi mereka, almarhum Affan Kurniawan.

Affan, seorang driver ojol yang meninggal dunia akibat tergilas kendaraan taktis Brimob di Jakarta pekan lalu, menjadi titik temu solidaritas. Ratusan ojol di Tasikmalaya berkumpul bukan dengan orasi lantang atau teriakan demonstrasi, melainkan dengan doa khidmat. 

Mereka duduk berderet di halaman Mapolres, menengadahkan tangan, memanjatkan doa agar amal ibadah sang almarhum diterima Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

Dalam gelaran doa bersama hadir Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi, Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Moch Faruk Rozi, pejabat daerah, hingga sejumlah tokoh agama. 

Mereka duduk sejajar dengan para ojol, tanpa sekat, menegaskan bahwa momen ini bukan sekadar aksi, tetapi pertemuan hati antara aparat, pejabat, dan masyarakat.

“Semoga almarhum Affan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Kami juga berdoa untuk keluarga yang ditinggalkan agar diberi kesabaran dan keikhlasan,” ucap Kapolres Faruk Rozi, Senin (1/9/2025).

Ia menegaskan, kegiatan doa bersama ini memiliki makna yang lebih luas daripada sekadar pembagian beras. “Kami ingin menunjukkan bahwa Kota Tasikmalaya aman dan kondusif. Harmoni harus tetap dijaga,” tegasnya.

Selepas doa, Polres Tasikmalaya Kota menyiapkan makan siang bagi seluruh massa aksi. Kehangatan itu makin terasa ketika para ojol tak hanya disuguhi hidangan, tetapi juga mendapat bingkisan berupa beras lima kilogram.

Kapolres menyebut, pihaknya menyiapkan 800 kantong beras kemasan isi 5 kg khusus untuk kegiatan ini. “Ini bentuk solidaritas kami. Teman-teman ojol kan meninggalkan pekerjaannya untuk ikut doa bersama. Jadi, ini untuk bekal mereka di rumah,” jelas Faruk.

Setelah doa bersama, sejumlah perwakilan ojol menyampaikan aspirasi. Mereka berharap momentum solidaritas ini tidak berhenti pada belasungkawa saja, tetapi juga menjadi jalan menuju kesejahteraan yang lebih baik bagi para pekerja transportasi daring.

“Hidupp Kapolres,  untuk Wali Kota tolong dibuatkan juga Perda untuk kesejahteraan ojol, kami juga warga yang mengharapkan bantuan dari pemerintah,” kata salah seorang perwakilan di hadapan ratusan driver ojol.

Pernyataan ini menurut salah satu driver ojol kepada TIMES Indonesia yang tak mau disebutkan bentuk keresan yang mencerminkan kegundahan yang kerap dirasakan para ojol, mulai dari minimnya perlindungan hukum, pendapatan yang tidak stabil, hingga perlunya regulasi daerah yang berpihak pada mereka. (*)