https://tasikmalaya.times.co.id/
Berita

Kota Tasikmalaya Krisis Sampah, Mahasiswa Unsil Ambil Inisiasi Langkah Penyelesaian

Senin, 09 September 2024 - 10:53
Kota Tasikmalaya Krisis Sampah, Mahasiswa Unsil Ambil Inisiasi Langkah Penyelesaian Gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Ciangir Kota Tasikmalaya, foto diambil beberapa hari yang lalu. (FOTO: Nita Riyanti/TIMES Indonesia)

TIMES TASIKMALAYA, TASIKMALAYA – Krisis sampah yang terus mengancam Kota Tasikmalaya kini memicu gerakan inisiatif dari mahasiswa Fakultas Pendidikan Universitas Siliwangi (Unsil).

Dipimpin oleh Azwar Maulana, mahasiswa semester lima, belasan mahasiswa ini mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah yang semakin meresahkan, terutama terkait gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir.

Inisiatif ini tak hanya mencakup edukasi, tetapi juga aksi nyata dalam menangani masalah sampah yang semakin memburuk.

“Kami tidak bisa tinggal diam setelah melakukan observasi beberapa hari yang lalu di TPA Ciangir. Kondisinya semakin parah, dan kami merasa perlu melakukan sesuatu untuk memberikan solusi,” ungkap Azwar dalam pertemuan yang berlangsung di Bale RW 01 Cintarasa, Minggu (8/9/2024) malam.

Azwar dan tim yang terdiri dari Bima Sakti, Iqbal Fatur Rahman, Nita Riyanti, Mila Nadita, Mita Rosita, Sinta Purwita, Sabila Azkia, Alda Amelia, Nita Sahara Nabila, dan Ratna Asih telah merencanakan serangkaian kegiatan dalam waktu dekat.

Salah satu aksi utama mereka adalah membersihkan sungai Cihideung, Leuwimunding dan Cimulu dari tumpukan sampah plastik yang menyumbat aliran air dan sering menyebabkan banjir di berbagai titik Kota Tasikmalaya.

Selain aksi bersih sungai, mahasiswa ini juga akan menggelar edukasi terkait pengelolaan sampah berkelanjutan.

Mereka memperkenalkan teknologi ramah lingkungan seperti eco enzyme, sebuah cairan fermentasi dari limbah organik yang memiliki banyak kegunaan, serta metode pemanfaatan botol plastik untuk media tanam atau yang dikenal dengan istilah tabolapot.

Permasalahan TPA Ciangir dan Ancaman Overload

Masalah sampah di Kota Tasikmalaya terus menjadi isu krusial, terutama kondisi TPA Ciangir yang diprediksi akan mencapai titik kritis dalam dua tahun mendatang.

Gunungan sampah yang semakin membesar tanpa penanganan yang efektif mengancam kapasitas pembuangan sampah di kota ini. Jika tidak ada tindakan konkret dari pemerintah dan masyarakat, ancaman overload di TPA Ciangir menjadi semakin nyata, menimbulkan risiko kesehatan dan lingkungan.

Krisis sampah di TPA ini tak hanya berdampak pada penumpukan sampah, tetapi juga memicu permasalahan baru di wilayah-wilayah lain. Sampah yang mengotori sungai-sungai kota memperburuk kondisi lingkungan, terutama saat musim hujan tiba.

Beberapa wilayah seperti depan Asia Plaza, Garawangi, dan Jalan Mohamad Hatta di belokan Kalangsari sering kali menjadi titik banjir akibat sampah plastik yang menyumbat aliran air.

Sampah Sungai dan Ancaman Serius Banjir

Sampah plastik di sungai-sungai Tasikmalaya menjadi salah satu penyebab utama banjir yang sering melanda kota ini.

Tumpukan sampah yang menghalangi aliran sungai mengakibatkan genangan air yang meluas saat musim hujan, memicu banjir di wilayah-wilayah padat penduduk seperti sekitar Asia Plaza dan Jalan Mohamad Hatta.

Kondisi ini tidak hanya merugikan warga secara materiil, tetapi juga menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan dan infrastruktur kota.

Dalam upaya mengatasi permasalahan sampah, mahasiswa Universitas Siliwangi memperkenalkan penggunaan eco enzyme sebagai solusi pengelolaan sampah organik. Cairan fermentasi ini terbukti efektif digunakan sebagai pembersih lantai, penghilang bau tak sedap, hingga pupuk cair.

Mahasiswa mengajak warga di RW 01 dan RW 02 Kelurahan Kahuripan untuk memanfaatkan teknologi ini dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, mahasiswa juga memperkenalkan konsep tabolapot, yaitu pemanfaatan botol plastik sebagai media tanam.

Langkah ini tak hanya membantu mengurangi jumlah sampah plastik, tetapi juga mendukung program urban farming yang tengah digalakkan di Tasikmalaya dan beberapa kota lainnya.

Program ini merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), di mana mahasiswa Fakultas Pendidikan Universitas Siliwangi mengintegrasikan beberapa mata kuliah dalam proyek kemanusiaan.

Nita Riyanti, salah satu mahasiswi yang terlibat dalam program ini, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih.

Gunungan-sampah-di-Tempat-Pembuangan-Akhir-Sampah-TPA-Ciangir-Kota-Tasikmalaya-b.jpgBelasan Mahasiswa Unsil berfoto Bersama usai gelar pertemuan dengan warga di Bale RW. 01 Cintarasa, Minggu (8/9/2024) malam. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

“Kami ingin memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Program ini merupakan pengaplikasian ilmu yang kami pelajari di kampus dan menjadi wujud tanggung jawab kami sebagai generasi muda terhadap permasalahan lingkungan,” ujar Nita.

Harapan Mahasiswa untuk Perubahan

Gerakan mahasiswa ini diharapkan dapat memicu kesadaran lebih luas di kalangan masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik.

“Kami berharap masyarakat bisa lebih sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mulai memanfaatkan barang-barang yang bisa didaur ulang,” ujar Azwar.

Dalam waktu dekat, mereka juga berencana mengadakan workshop dan kajian tentang pengelolaan sampah berkelanjutan.

Kegiatan bertajuk 'Ngaruwat Lembur Cintarasa' ini diharapkan dapat melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan.

Masalah sampah di Tasikmalaya memerlukan keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat. Aksi mahasiswa Universitas Siliwangi ini menjadi bukti nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah kecil yang kemudian bisa berdampak besar.

Jika masyarakat dan pemerintah mampu bekerja sama, Kota Tasikmalaya memiliki peluang besar untuk menjadi kota yang bersih, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Kesadaran kolektif dan langkah konkret diperlukan untuk menghindari krisis lingkungan yang lebih serius di masa depan.

Mahasiswa Universitas Siliwangi (Unsil) berharap aksi yang mereka lakukan dapat menjadi pemicu gerakan yang lebih besar dalam mengatasi permasalahan sampah di Kota Tasikmalaya dan kota-kota lainnya di Indonesia. (*)

Pewarta : Harniwan Obech
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Tasikmalaya just now

Welcome to TIMES Tasikmalaya

TIMES Tasikmalaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.